Tembilahan - Dalam rangka menggali motif batik daerah sesuai dengan budaya masyarakat Indragiri Hilir (Inhil), Pemkab Inhil melalui Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagtri) bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Inhil menggelar pelatihan membatik dan menenun.
Kegiatan yang dilaksanakan sejak tanggal 18 sampai 24 Oktober 2019 ini mengusung tema "Peran Dekranasda Kabupaten Inhil dalam Pengembangan Potensi Produk Unggulan Daerah dalam Membangun Ekonomi Kemasyarakatan yang Mandiri dan Bersinergi Menuju Kabupaten Indragiri Hilir Maju, Bermarwah, dan Bermartabat."
Acara dibuka oleh Bupati Inhil, Drs HM Wardan MP di salah satu Aula hotel yang ada di Tembilahan, Jumat (18/10/2019). Instruktur pelatihan membatik merupakan pakar batik Provinsi Riau, sedangkan instruktur menenun ialah pengrajin tenun di Inhil.
Pelatihan dilaksanakan di balai latihan kerja Dekranasda Inhil. Peserta yang mengikuti ialah pengrajin batik dan tenun dari masing-masing kecamatan se-Kabupaten Inhil.
Dekranasda merupakan organisasi yang mengayomi pengrajin untuk meningkatkan ekonomi pengrajin dan UKM. Demikian disampaikan Ketua Dekranasda Inhil, Hj Zulaikhah Wardan SSos ME dalam sambutannya.
"Pelatihan ini ialah untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas pengrajin Inhil. Saat ini pengrajin sangat terbatas, oleh sebab itu Dekranasda ingin menambah jumlah pengrajin di Inhil," ungkapnya.
Maksud dari pelatihan ini ialah ntuk menggali motif daerah sesuai dengan budaya masyarakat Inhil, sebagai motivasi untuk UKM masing-masing kecamatan agar dapat membangun perekonomian masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga yang bersinergi dengan BUMDes.
"Ini sejalan dengan program pemerintah di mana Pak Bupati menginginkan ekonomi kerakyatan berasal dari desa," tutur Zulaikhah.
Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk eningkatkan perasaan Dekranasda untuk menggali, mengembangkan, dan melestarikan warisan budaya bangsa, serta membina penemuan dan penggunaan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas dalam rangka memperbaiki jati diri budaya bangsa, khususnya di Inhil.
"Dapat kami sampaikan kepada hadirin semua, di Dekranasda masih sangat terbatas dalam memproduksi batik dan tenun. Itu salah satu permasalahan di Dekranasda, sehingga kita tidak bisa memenuhi permintaan banyak pada momen tertentu, pengrajin terbatas dan bahan baku dari Jawa," terangnya.
Ia berharap, untuk ke depan jika produksi batik sudah bagus dan banyak, produk Dekranasda Inhil tersebut dapat dipakai semua kalangan, tidak hanya dikenakan orang dewasa saja tetapi juga anak-anak dan remaja.
Demikian pula dengan tenun khas Inhil. Diakui Zulaikhah tenun Inhil punya keunggulan dari pada tenun Kabupaten lain di Provinsi Riau. Mulai dari corak, bahan, dan lain-lainnya. Tenun Inhil bisa dipakai pada kegiatan sehari-hari.
"Pernah pada jambore PKK beberapa tahun lalu, baju seragam yang dipakai adalah tenun dari Inhil, saat itu diproduksi sekitar 80 lembar, karena kain tenun kita tidak panas dan ringan," jelasnya.
Diuraikannya tenun Inhil merupakan pengembangan dari tenun Bugis yang dibuat oleh masyarakat Bugis secara turun temurun yang dikembangkan dengan diberi sentuhan Melayu.
"Sekarang tenun Inhil sudah banyak peminatnya, bukan hanya masyarakat Inhil bahkan sampai ke luar negeri. Kepada seluruh OPD jika ada momen tertentu, utamakan ke Dekranasda dulu agar Dekranasda Inhil berkembang. Saya bercita-cita Dekranasda ini mandiri, jadi tidak tergantung pada dana hibah dan APBD lagi," kata Wanita yang kerap tampil anggun bersahaja ini.
Sementara itu Bupati Inhil menyebut bahwa membatik dan menenun harus memiliki teterampilan khusus, keterampilan itu perlu dilatih sehingga menjadi identitas.
"Saya sangat mendukung seperti yang tertuang dalam RPJMD periode 2018-2023 itu menitik beratkan pada peningkatan dan pengembangan ekonomi pedesaan. Sesuai visi, kejayaan Inhil yang semakin maju, bermarwah dan bermartabat. Artinya jelas ke depan kita harus memiliki identitas. Salah satunya memiliki tampilan budaya, kekhasan yang mengangkat potensi daerah ini. Untuk batik Inhil sebenarnya sudah banyak motif. Sudah berkembang, tapi sudahkah kita memiliki identitas yang benar. Dasarnya adalah batik tapir Riau," papar Bupati.
Bupati berharap dengan pelatihan yang dibina oleh Instruktur pakar batik, dapat menyempurnakan motif-motif yang ada sehingga menjadi ciri khas Inhil.
"Jadi ketika orang lain melihat motif kita, orang akan tahu bahwa itu adalah batik Inhil, kalau perlu itu dipatenkan," tegasnya.
Dirinya menginstruksikan motif-motif batik Inhil yang terdiri dari mayang terurai, kelapa berpadu, kiambang berpadan, kiambang berkelok, kiambang merajut, daun pidada, kiambang raja, dan kiambang berlapis agar dibukukan.
"Bila perlu dinding-dinding Dekranasda itu dihiasi dengan motif-motif itu. Setiap hari Kamis kita mengenakan batik, kalau bisa ke depan kita semua memakai batik khas Inhil. Tanamkan cinta dengan batik kita sendiri. Saya harap dari Dekranasda disediakan produknya," pungkas Bupati.(rpc/humas)