Aristides memulai karier sebagai wartawan di Pers Biro Indonesia pada 1957. Tahun 1961, ia ikut mendirikan Sinar Harapan. Sinar Harapan kemudian ditutup pada 1986, saat itu, Aristides merupakan pemimpin redaksinya.
Setelah Sinar Harapan tutup, muncul Suara Pembaruan sebagai pengganti Sinar Harapan. Di era reformasi, Aristides kemudian ingin kembali melahirkan Sinar Harapan. Tapi ditolak oleh pemimpin umum Suara Pembaruan, Albert Hasibuan. Akhirnya, Aristides, bersama H.G Rorimpandey keluar dari Suara Pembaruan dan menerbitkan kembali Sinar Harapan.
Sumber : kumparan