Indragiri Hilir - Dari hasil analisis data pengukuran stunting di desa Terusan Beringin Jaya, Kecamatan Pelangiran menunjukkan prevalensi stunting di Desa Terusan Beringin Jaya mengalami peningkatan dari 8 kasus pada tahun 2022 menjadi 9 kasus pada tahun 2023.
Namun terjadi penurunan dari 9 kasus pada tahun 2023 menjadi 6 kasus pada tahun 2024.
Prevelensi stunting mengalami penurunan dari tahun 2023 ke 2024.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya konvergensi program/intervensi upaya percepatan pencegahan stunting telah mampu menurunkan prevalensi stunting di Desa Terusan Beringin Jaya namun belum maksimal, perlunya adanya langkah-langkah penanganan yang lebih kuat, komprehensif, dan berkelanjutan untuk menurunkan angka stunting secara lebih signifikan di tahun-tahun mendatang.
Berbagai upaya yang telah ditempuh di Kecamatan Pelangiran guna menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi di masa 1.000 Hari pertama Kehidupan (HPK), yaitu :
1. Semakin gencarnya Sosialisasi ASI Ekslusif (Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita)
2. Sosialisasi Pendampingan Pemberian MP-ASI pada balita
3. Pendidikan Gizi untuk Ibu Hamil
4. Pemberian TTD pada Remaja Putri di sekolah
5. Penyuluhan Isi Piringku dan GERMAS di Sekolah
6. Pemberian TTD untuk Ibu Hamil
7. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada Ibu Hamil yang mengalami KEK
8. Konseling Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada anak yang baru lahir
9. Pemberian Makan pada Bayi, dan Anak (PMBA)
10. Pemberian Susu pada Balita Gizi Kurang
11. Pemberian Mikro Nutrient (Taburia)
12. Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita
13. Pemberian Obat Cacing, Program Kesehatan lingkungan
14. Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih dan Sanitasi
15. Dilaksanakannya tatalaksana bagi balita gizi buruk rawat jalan maupun rawat inap
16. Rujukan balita bermasalah gizi terutama stunting dari desa ke puskesmas
17. PENCETIN (PElangiraN CEgah stunTINg) sebagai salah satu kegiatan Inovasi dari UPT Puskesmas Pelangiran dalam upaya pencegahan Stunting di Kecamatan Pelangiran.
Faktor determinan yang masih menjadi kendala dalam perbaikan status gizi (stunting) balita khususnya baduta, adalah akses air bersih, jamban, pemberian ASI Eklusif dan perilaku merokok orang tua/keluarga dirumah.
Beberapa wilayah mengalami kesulitan dalam akses air bersih dan jamban yang mana hal tersebut selain dari segi ketersediaan jamban ataupun air bersih ada beberapa daerah yang mana hal tersebut merupakan perilaku yang sulit untuk diubah.