SURABAYA - Antusias, penuh semangat, dan banyak canda-tawa saat rombongan Safari Silaturahmi PWI Riau berkunjung ke Graha Wartawan A Azis PWI Jawa Timur, Jalan Taman Apsari No.15-17 Surabaya, Selasa (11/7/2023) malam.
Safari Silaturahmi PWI Riau yang dikomandani H Zulmansyah Sekedang, sekaligus juga dalam rangka sosialisasi dan memantapkan diri maju sebagai salah seorang calon Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028.
Saat sampai di Surabaya langsung disambut Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim dan Ketua Dewan Kehormatan Djoko Tetuko. Ikut hadir pengurus PWI Jatim antara lain Wakil Ketua Bidang Multimedia Wachid Mukaidori, Wakil Ketua Bidang Kerjasama Sokip, Bendahara Andy Setyawan, Wakil Sekretaris Dwi Budiono Setyawan, dan Jufri Yus dari Seksi Kemaritiman.
Sedangkan Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang didampingi Ketua Dewan Kehormatan PWI Riau H Helmi Burman, Dewan Penasihat H Novrizon Burman, Wakil Ketua Bidang Organisasi Raja Isyam Azwar, dan Bendahara Oberlin Marbun.
"Terima kasih atas sambutan, masukan, dan juga nasihat senior-senior di PWI Jatim. Terutama dari Ketua PWI Jatim Cak Lutfil, Ketua DKP Pak Djoko Tetuko, dan semua senior PWI Jatim. Semua masukan itu jadi vitamin, dan saya semakin mantap dan optimistis maju sebagai calon Ketua Umum PWI Pusat 2023-2028," kata Zulmansyah, yang sehari-hari Komisaris di Riau Televisi (Jawa Pos Group).
Zulmansyah mengakui banyak hal-hal baru yang didapat dari wejangan Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim dan Ketua DKP Djoko Tetuko, yang kedua-duanya merupakan wartawan senior.
Di antaranya adalah soal PWI ke depan sudah saatnya menyiapkan seorang Direktur Eksekutif yang profesional. Juga harus banyak melakukan kerja-kerja intelektual dengan konsep jelas dan bermanfaat untuk organisasi dan wartawan.
"Sehingga PWI ke depan, jelas agenda dan kiprahnya, serta bermanfaat untuk anggotanya," tegas Cak Lutfil.
Sementara Ketua DKP Djoko Tetuko bernostalgia dengan struktur PWI di masa lalu yang mengakomodir sepuluh seksi wartawan, seperti wartawan olahraga, seni dan film, politik, ekonomi, hukum dan sebagainya.
"Dulu semua seksinya berdaya, punya agenda dan acara masing-masing. Namun sekarang, beberapa malah sudah tak ada," kata Djoko Tetuko.
Djoko juga bercerita soal "Kliping Pasar Turi Surabaya", yang dahulu menjadi data dan referensi banyak wartawan di Surabaya dalam menulis berita.
Mestinya di PWI, sekarang ini maupun ke depan, juga ada semacam bank data berdasarkan seksi-seksi seperti yang dilakukan di Pasar Turi. "Itu bermanfaat bagi wartawan sesuai bidangnya," kata mantan wartawan Jawa Pos ini.
Termasuk soal data anggota, iuran wartawan serta manfaat wartawan ber-PWI juga disampaikan banyak masukan dan gagasan dari Ketua DKP PWI Jatim. "Intinya, memang ke depan harus ada perubahan di PWI," kata Djoko.
Diskusi dalam suasana kekeluargaan dan penuh canda-tawa itu diakhiri dengan makan nasi rawon dan minum cendol dawet bersama-sama di Resto Legend Depot Anda Surabaya. ***