PEKANBARU - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat FKIP Universitas Riau telah melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Perpustakaan Desa berbasis inklusi sosial di Desa Sibuak Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara bertahap, yaitu setiap Sabtu dan Minggu (30-31 Juli, 6-7 Agustus, dan 24-25 September 2022). Dijelaskan Dr. Daeng Ayub Natuna, M.Pd selaku ketua tim, bahwa perpustakan desa sebagai lembaga pendidikan menjadi prioritas utama dalam upaya membangun dan meningkatkan kualitas manusia di Desa melalui pemberdayaan. Dalam upaya ini diperlukan sarana dan prasarana serta kemauan dan kesiapan setiap individu untuk melibatkan diri, berpikir maju dan mengembangkan kompetensi diri, dan itu dapat dilakukan dengan pemberdayaan melalui perpustakaan yang berbasis inklusi sosial.
Perpustakaan Desa Sibuak dikatakan Zulkarnaen Damanik sebagai Kepala Desa sudah berdiri sejak 12 Mei 2012, namun perkembangannya sangatlah lambat, bahkan perpustakaan hanya tempat membaca buku bagi orang tertentu saja. Hal ini terjadi, karena perpustakaan Desa tersebut adalah milik Kecamatan Tapung. Barulah, pada pertengahan April 2022 perpustakaan di Desa Sibuak diserahkan dari Kecamatan ke Desa, dan resmi dimiliki dan dikelola oleh pihak pemerintahahn Desa Sibuak dan diberi nama Perpustakaan Desa “Gemar Membaca”.
Anggota Prof. Dr. Mahdum, M.Pd ketika ditemui menjelaskan bahwa tujuan kegiatan pengabdian ini, diantaranya adalah untuk merumuskan pengelolaan strategi agar perpustakaan Desa dapat dikelola dan berfungsi secara maksimal di Desa Sibuak Kecamatan Tapung, Kampar, selanjutnya melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan desa berbasis inklusi sosial di Desa Sibuak Kecamatan Tapung, Kampar, serta dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan Desa agar pemberdayaan masyarakat berbasis inklusi sosial dapat dilakukan di Desa Sibuak Kecamatan Tapung, Kampar. Selain itu, kata Mahdum adalah untuk menyusun strategi mengoptimalkan fungsi pelayanan perpustakaan desa berbasis inklusi social, sehingga berdampak positif pada masyarakat Desa agar di Desa Sibuak Kecamatan Tapung, Kampar perpustakaan desa benar-benar berfungsi.
Kegiatan ini menurut Dr. M. Jaya Adi Putra, M.Pd sebagai anggota tim, dilaksanakan di Desa Sibuak Kecamatan Tapung Kampar dalam bentuk pendampingan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat terkhusus perangkat Desa, pengelola perpustakaan Desa, pemuda Karang Taruna, Ibu PKK dan Majlis Taklim, anak usia PAUD dan SD Kelas rendah beserta orang tuanya. Kegiatan dalam bentuk bimbingan membaca, pemutaran filem pendidikan di taman desa, serta melalui perpustakaan anak-anak sekolah diajak memanfaatkan barang bekas sehingga menjadi seuatu yang berguna. Kegiatan ini juga melibatkan 8 orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Masyarakat FKIP Universitas Riau, berkaitan dengan kegiatan PLP mereka.
Untuk penyelasian masalah pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan desa berbasis inklusi social serangkaian kegiatan rencana, aksi dan ketercapaian indikator. Muhammad Jais, M.Pd anggota tim lainnya ketika ditanya media mengatakan, bahwa komponen penting dari penyeleasian masalah tersebut adalah tercapainya indicator inklusi social, yaitu peningkatan kunjungan, pelibatan masyarakat dalam kegiatan, peningkatan ekspos media, serta peningkatan kemitraan perpustakaan dengan berbagai lembaga baik di desa maupun luar desa Sibuak. Ditambahkan Dina Syaflita, anggota tim lainnya bahwa tujuan penyelasian masalah tersebut adalah, agar terwujudnya perpustakaan Desa lembaga transformasi sebagai pusat ilmu pengetahuan, pusat kebudayaan, dan pusat kegiatan masyarakat untuk semua komponen masyarakat tanpa ada perbedaan (Inklusif), sehingga terwujud fungsi perpustakaan.
Pelaksanaan kegiatan dan penyampaian materi pengabdian kepada masyarakat tentang perpustakaan desa berbasis inklusi sosial menurut Daeng Ayub selaku ketua tim sudah terlaksana dengan baik, dengan tingkat daya serap peserta terhadap materi kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan berbasis inklusi sosial, maka diektahui daya serap peserta sudah tergolong baik, yaitu 78,83%, dan daya serap peserta terhadap Materi inklusi sosial sudah tergolong baik, yaitu 78,00%.
Karena itu, menurut Daeng dan dibenarkan M Jaya dan Muhammad Jais, bahwa keterlaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan desa berbasis inklusi sosial dapat pula disimak berdasarkan daya serap peserta terhadap materi serta kegiatan pemberdayaab masyarakat diambil dari angket yang diedarkan kepada 20 orang warga masyarakat sebagai peserta yang secara langsung terlibat dalam kegiatan ini, dan mereka terdiri atas perangkat desa, pengurus organisasi sosial dan komunitas budaya, orang tua, remaja dan anak usia sekolah. Namun dari 20 orang, 19 angket yang terisi dengan baik, sementara itu 1 angket tidak digunakan. Terlaksananya program ini tidak terlepas dari peran keberadaan mahasiswa yang melaksanakan program pengalaman lapangan Pendidikan Masyarakat/Pendidikan Luar Sekolah. Peran mahasiswa sebagai tim pengabdian dan mahasiswa yang sedang melaksanakan PLP sangat begitu berarti bagi keberlanjutan dan keterlaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan desa berbasis inklusi sosial di Desa Sibuak.
Sebagai Kepala Desa Zulkarnaen Damanik berharap agar kegiatan pembinaan perpustakaan Desa ini dapat tersu berlanjut sampai perpustakaan di Desa Sibuak benar-benar diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat, sebagai lembaga peningkatan pengetahuan. Dilanjutkan Zulkarnaen, bahwa Desa Sibuak yang tenteram ini termasuk dalam desa binaan PT. Rama-rama Jaya Pramukti yang melakukan pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Penduduk Sibuak sendiri berjumlah ± 11500 warga berbagai usia dengan jumlah kk sekitar ± 1600 kk (2017).Sebagian besar penduduknya berpenghasilan dari perkebunan kelapa sawit. Daerah ini terdapat sungai yang cukup jernih airnya dan masih alami yaitu Sungai Lembu. Desa Sibuak saat ini dalam masa pembangunan. Banyak adat yang berkembang di desa Sibuak karena masyarakatnya yang multikultural. Adat istiadat masyarakat di dominasi adat Jawa yang mayoritas penduduknya pendatang yang berasal dari Jawa. Berbagai suku tinggal di desa Sibuak seperti suku Jawa, Sunda, Madura, Batak, Minang, Melayu dan lain-lain.
Sementara itu, pengelola perpustakaan Desa Sibuak, Aprillia Putri Rahayu (26) menjelaskan bahwa gairah hidup perpustakaan Desa mulai terasa dan itu sangat penting. Karena kehadiran perpustakaan, khususnya perpustakaan desa Sibuak dengan kegiatan pengabdian Dosen dan PLP mahasiswa, dapat menghapus image masyarakat yang menganggap perpustakaan merupakan tempat yang menakutkan untuk dikunjungi. Untuk menghilangkan image tersebut perpustakaan harus dapat menjadi lembaga yang inklusif bukan menjadi lembaga yang ekslusif. Perpustakaan desa sepatutnya menjadi lembaga inklusi sosiaL yaitu perpustakaan dapat diakses siapapun dan dapat menikmati layanan perpustakaan secara gratis.