RIAUPEDIA.COM - Ketua Gerakan Satu Hati (GSH) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Hj Zulaikhah membuka Kelas Terapi Program Rumah Pemulihan Gizi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) Puskesmas Gajah Mada Tembilahan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya mencegah dan menurunkan angka stunting di Kabupaten Inhil ini turut dihadiri Ketua BAZNas Inhil HM Yunus Hasby, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Budi N Pamungkas, serta diikuti puluhan Ibu-ibu yang anaknya merupakan sasaran GSH di Kecamatan Tembilahan.
Ketua GSH Inhil, Hj Zulaikhah dalam sambutannya mengatakan, rumah pemulihan gizi ini merupakan inovasi dari UPT Puskesmas Gajah Mada Tembilahan dalam kegiatan "Rupiah Gizi" yang dibentuk sejak tahun 2014 silam.
Tujuan rumah pemulihan gizi tersebut, lanjutnya adalah untuk memberikan edukasi bagi orang tua penderita gizi buruk dan gizi kurang.
"Dalam kegiatan tersebut kita memantau dan mengedukasi bagaimana cara memberikan susu dan lain sebagainya, sehingga orang tua termotivasi untuk memulihkan berat dan tinggi anak kembali normal," ujar Zulaikhah yang juga menjabat sebagai Ketua TP PKK Inhil ini.
Dijelaskannya, keberadaan rumah pemulihan gizi UPT Puskesmas Gajah Mada Tembilahan sejalan dengan upaya penuntasan Stunting, gizi buruk dan gizi kurang dalam GSH.
Oleh karena itu, Zulaikhah berpesan kepada para petugas kesehatan dan kader kesehatan untuk dapat mengimbau dan senantiasa menggerakan Gerakan ASI Eksklusif.
Apalagi jika melihat pengalaman di GSH, dimana anak usia 0 sampai dengan 2 tahun yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang umumnya karena tidak mendapatkan asupan ASI dari orangtuanya.
"Kita tahu sasaran Stunting adalah usia 0 sampai dengan 2 tahun atau seribu hari pertama kehidupan. Jadi tidak ada makanan terbaik bagi anak usia 0 sampai dengan 2 tahun selain ASI, minimal ASI eksklusif usia 0 sampai dengan 6 bulan," terang Zulaikhah.
Untuk itu, jangan diberikan apapun kepada anak usia tersebut selain ASI. Karena persoalan tersebut yang banyak ditemui di lapangan. Banyak orang tua yang jarang memberikan ASI, sehingga banyak ditemukan kasus anak-anak gizi buruk dan gizi kurang.
Padahal, dengan ASI yang cukup dan ibunya mengkonsumsi makanan dengan gizi yang cukup, maka ASI-nya akan maksimal dan berkualitas, serta tidak akan terjadi gizi kurang dan gizi buruk bahkan Stunting.
"Jadi, sekali lagi saya mengharapkan dan menganjurkan seluruh ibu-ibu wajib menyusui bayinya dengan ASI," kata Zulaikhah mengingatkan.
Kemudian, kepada tenaga kesehatan maupun kader kiranya juga mendukung ASI eksklusif ini, dan mengedukasi masyarakat terutama ibu-ibu muda yang mengalami kehamilan pertamanya dan masih belum mengetahui hal tersebut.
Pada kesempatan itu, Zulaikhah juga menyerahkan bantuan berupa perlengkapan shalat, uang tunai dan paket Ramadhan Berkah yang berasal dari dana zakat yang dihimpun BAZNas Inhil kepada 34 keluarga sasaran GSH.