Menelisik Daya Tarik Potensi Wisata Hutan Mangrove di Indragiri Hilir
Hutan Mangrove yang ada di Indragiri Hilir.
Hutan mangrove tumbuh liar sekitar 40 Km persegi di kawasan Ekowisata Pantai Solop dan menjadi bagian dari seratus ribu lebih hektare hutan mangrove di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
Terletak di pesisir timur Provinsi Riau atau tepatnya di Desa Pulau Cawan, Kecamatan Mandah, Kabupaten Inhil, Riau. 30/05/22
Kawasan ini menjadi daya tarik alami bagi sejumlah wisatawan lokal maupun mancanegara.
Hamparan bakau dibibir pantai berlumpur ini menjadi keuntungan tersendiri bagi biota Pulau Cawan. Pasalnya, lumpur yang tebal di kawasan bakau saat terjadi pasang surut menjadi sumber bahan makanan bagi aneka jenis spesies laut seperti kerang, udang, aneka ikan langka termasuk pesut.
Untuk dapat sampai di lokasi dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi sungai maupun laut, karena terletak dibagian timur Pulau Sumatera yang merupakan jalur transportasi utama yang menghubungkan Kota Tembilahan (Ibu kota kabupaten Indragiri Hilir). Dari Kota Tembilahan, untuk menuju lokasi ini dapat ditempuh melalui jalan laut sekitar 1,5 sampai 2 jam. Sedangkan dari Kecamatan Mandah sekitar 20 sampai 40 menit
Pada tahun 2021, sudah 3.200 hektare lebih mangrove di Inhil yang berhasil direhabilitasi agar terlindungi dari berbagai ancaman.
Di satu sisi ada pihak-pihak yang berupaya melakukan kerusakan terhadap magrove, dan disisi lain kita melakukan rehabilitasi mangrove.
Diharapkan dengan adanya upaya ini maka pengembangan kepiting, udang dan lobster di Inhil dan daerah lain yang memiliki potensi mangrove bisa meningkat kesejahteraannya.
Seperti diketahui dari data yang ada, di Indonesia terdapat lebih kurang 79 jenis mangrove, 60 jenis diperkirakan ada di Kabupaten Indragiri Hilir, khususunya di Pulau Cawan Kecamatan Mandah.
Bupati Inhil HM Wardan mengatakan bahwa Seperti namanya, Pulau Cawan dikelilingi banyak sungai kecil, sehingga menambah elok pemandangan, potensi ini ke depan akan terus kita kembangkan.