Tudingan Plagiat, Tokoh Masyarakat Inhil Minta Tidak Langsung Menyalahkan
TEMBILAHAN - Salah seorang tokoh masyarakat (Tomas) Indragiri Hilir (Inhil) H Ahmad Dasuki, meminta semua pihak saling menahan diri dan tidak cepat menyalahkan jika terjadi kekeliruan.
Pernyataannya tersebut menyusul adanya pemberian gelar dan sertifikat plagiat kepada Bupati Inhil HM Wardan, oleh salah satu oknum. Padahal, kekeliruan yang mengarah kepada hal itu bukan dilakukan Bupati. Melainkan, adanya kemiripan logo Milad Inhil dengan logo HUT Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah Indonesia (IMM).
Apalagi lago Milad ke 58 Inhil, dibuat oleh pihak percetakan. Artinya, secara tenis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil tidak terlibat langsung dalam pembuatan logo tersebut. Semua diserahkan kepada percetakan secara profesional.
"Sebaiknya bukan ujuk-ujuk langsung menyalahkan. Tapi saling mengisi jika ada kekeliruan. Apalagi itu ditujukan kepada seorang Kepala Daerah,"tegas H Ahmad Dasuki, Rabu (21/6/23).
Tundingan atas plagiat, menurut H Ahmad Dasuki, bukan mencerminkan budaya dan kultur masyarakat Inhil yang selama ini identik dengan masyarakat yang agamis . Terlebih hal itu dilakukan oleh kaum-kaum intelektual.
"Karena tudingan seperti itu akan menimbulkan kegaduhan ditengah-tengah masyarakat kita,"sambun H Ahmad Dasuki, yang juga merupakan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Sungai Luar, Kecamatan Batang Tuaka.
Dia sangat mengenal karakter Bupati Inhil, selain sebagai seorang Birokrat sejati, yang bersangkutan juga merupakan tokoh agama. Dan sangat mendukung keberadaan organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, organisasi kemasyarakatan serta telah menoreh berbagai prestasi dari tingkat daerah hingga ditingkat nasional.
Oleh karena itu, sebagai selaku pengurus forum Komunikasi Ulama dan Umara, H Ahmad Dasuki, mengajak semua untuk saling bergandeng tangan, saling rangkul dan selalu mengutamakan kebersamaan.
"Karena ini semua menyangkut dengan kerukunan umat beragama di Inhil,"imbunnya.(***)