Polisi "Nyambi" Jadi Pengusaha Kopi, Tetap Produktif Dimasa Pandemi Covid-19
Bripda Habibi saat berada ditempat usaha kopi miliknya.
TEMBILAHAN - YR Habibi, begitu ia dikenal dalam kesehariannya. Pria dengan pangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda) atau Bintara tingkat satu di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) ini, bertugas di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor (Polres) Indragiri Hilir (Inhil).
Selain tugasnya sebagai abdi masyarakat, beberapa hari belakangan ini ia juga disibukkan dengan usaha warung kopi dan kuliner yang baru saja dirintisnya di Ibukota Kabupaten Inhil, Tembilahan.
Memilih lokasi di sekitar Jalan KH Dewantara Tembilahan atau tepatnya di belakang Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagtri) Kabupaten Inhil, Bripda YR Habibi membuka usaha "Nyopi" di Warung Buk Mantri.
Di tempat yang cukup sederhana, dengan susunan meja dan kursi outdoor saja, pemesanan di Warung Buk Mantri baru mulai dibuka sekira pukul 11.00 WIB dan ditutup sebelum tengah malam menjelang.
Dengan suguhan 2 menu andalan, yakni spesial mie aceh dan kerang rebus, ia coba menarik minat masyarakat terutama para pecinta kuliner atau foodies yang ada di Kabupaten Inhil, khususnya Kota Tembilahan dan sekitarnya untuk datang berkunjung dan mencicipi kedua masakan tersebut, serta menu makanan dan minuman enak lainnya.
"Orang tua kami sudah lama berkecimpung jual mie aceh dan kerang rebus, tapi tempatnya di Bagan Batu, Rokan Hilir. Sudah ada sekitar 10 tahunan usaha keluarga ini. Jadi, kami inisiatif buka disini (Tembilahan, red)," ujar Bripda YR Habibi saat dikunjungi Pembina Yayasan Vioni Bersaudara, Marlis Syarif bersama H Ardiansyah, salah seorang tokoh masyarakat dan sejumlah awak media, Rabu 4 November 2020 malam.
Gagasan awal membuka usaha tersebut, lanjutnya, dikarenakan dampak pandemi Virus Corona atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia, sehingga usaha keluarganya di Bagan Batu sudah mulai sulit dan sepi.
"Karena masa pandemikan, semua juga susah sekarang. Jadi, ibu bilang di Tembilahan lancar tak kira-kira Mie Aceh dan Kerang Rebus ini, makanya kita coba buka disini. Cuma ya tetap memperhatikan selera masyarakat disini," terang Bripda YR Habibi.
Sedangkan pemakaian nama Warung Buk Mantri merupakan kebiasaan masyarakat di Bagan Batu, yang memanggil ibunya dengan sebutan Buk Mantri, dikarenakan ayahnya berprofesi sebagai seorang Mantri atau Perawat, sehingga hal itu menjadi nilai jual tersendiri bagi usaha keluarganya.
Terkait dengan kewajibannya sebagai personil Polres Inhil, Bripda YR Habibi mengaku tidak akan terganggu dan tetap mengedepankan tugas-tugasnya sebagai pelayan masyarakat.
"Dibilang capek ya pasti capek, harusnya istirahat kita tetap di warung. Tapi berkat support orang tua dan keluarga, makanya bisa semangat terus," ungkap Bripda YR Habibi.
Kendati sudah ada keluarga serta anggota yang mengurus dan membantu di warung, namun dirinya tetap terjun langsung melayani pelanggan hingga membuat air kopi dan membakar ayam.
"Tidak malu, selagi masih halal, itu tidak masalah," tambahnya.
Apalagi, diceritakan Bripda YR Habibi, dirinya bisa menjadi seorang anggota Polisi karena pekerjaan goreng-menggoreng. Dimana, orang tua menyekolahkannya dari hasil jualan mie aceh dan kerang rebus, sehingga dari situ dia bisa menempuh pendidikan dan mendapatkan pekerjaan seperti sekarang ini.
"Waktu kecil saya juga sudah biasa naik-turun bus, jualan gorengan, jadi sudah biasa. Saya jualan tidak sekarang saja, sudah dari kecil," katanya.
Selain mendapat dukungan dari keluarga, dijelaskan Bripda YR Habibi, usaha warung yang digelutinya ini juga didukung oleh pimpinannya. Hanya saja, ia dipesankan agar tidak melalaikan dan meninggalkan pekerjaan serta kewajibannya sebagai anggota Polisi.
"Pekerjaan di Satlantas dan jualan tidak pernah saya satukan, saya tidak pernah bawa nama institusi kekerjaan saya ini. Kalau disini saya sebagai penjual, kalau di Polisi saya pelayan masyarakat," tuturnya.
Terakhir, Bripda YR Habibi berharap Warung Buk Mantri yang baru dimulainya tersebut bisa terus maju dan berkembang, sehingga usaha keluarganya ini bisa menghasilkan dan dimanfaatkan untuk keperluan keluarga ke depan.
"Mumpung masih lajang, belum ada tanggungan, saya nabung sedikit-sedikit," imbuhnya.(fm)