Jurnalis senior Aristides Katoppo meninggal dunia, Minggu (29/9). Aristides wafat di Rumah Sakit Abdi Waluyo pada pukul 12.15 WIB.
Kabar duka ini dibenarkan oleh menantu Aristides, Intan Abdams Katoppo. Menurut Intan, Aristides akan dikremasikan pada Selasa (1/10).
"Akan dikremasikan sesuai permintaan beliau pada hari Selasa," kata Intan kepada kumparan.
Ucapan duka disampaikan beberapa tokoh melalui akun Twitter. Misalnya dari Sudjiwo Tedjo. Lewat akun @sudjiwotedjo, ia mengucapkan selamat jalan.
"Mas Tides* met jalan... sampai jumpa.. #utangRasa," ujar Sudjiwo Tedjo.
Fadjroel Rachman juga mengucapkan duka citanya atas kepergian Aristides.
"Telah berpulang ke rumah Bapa di surga, eks wartawan senior Sinar Harapan/Suara Pembaruan dan pendiri AJI (Aliansi Jurnalis Independen) *Aristides Katoppo*, pada hari Minggu 29 September 2019, sekitar pk 12:05. (Info dr Ign Haryanto). #RIPAristidesKatoppo," kicau Fadjroel.
Aristides memulai karier sebagai wartawan di Pers Biro Indonesia pada 1957. Tahun 1961, ia ikut mendirikan Sinar Harapan. Sinar Harapan kemudian ditutup pada 1986, saat itu, Aristides merupakan pemimpin redaksinya.
Setelah Sinar Harapan tutup, muncul Suara Pembaruan sebagai pengganti Sinar Harapan. Di era reformasi, Aristides kemudian ingin kembali melahirkan Sinar Harapan. Tapi ditolak oleh pemimpin umum Suara Pembaruan, Albert Hasibuan. Akhirnya, Aristides, bersama H.G Rorimpandey keluar dari Suara Pembaruan dan menerbitkan kembali Sinar Harapan.
Sumber : kumparan