Jakarta - Pertemuan yg diadakan di Aula Galeria Cilandak Squere Jakarta, 26 Agustus 2019 menghasilkan penandatanganan Pembiayaan antara Vendor resmi PT. Mitra Hervin Sumber Abadi dengan PERPAKI (Perkumpulan Pengusaha Arang Kelapa Indonesia) dimana saat ini jumlah anggota PERPAKI berjumlah 200 orang yg sebagian besar adalah pemilik perusahaan pabrik Briket di Indonesia dan Eksportir Arang tempurung kelapa.
Edy Susanto selaku Direktur PT. Mitra Hervin Sumber Abadi mengatakan hubungan kemitraan yang dibangun ini merupakan niat dalam upaya memperkuat usaha ekonomi kerakyatan dimana jika pabrik-pabrik yg bergerak dibidang komoditi arang bisa melakukan payment atau pembayaran kepada suplayer lebih cepat tanpa menunggu pembayaran dari buyer terlebih dahulu, dengan tujuan kestabilan keuangan pabrik lebih baik dan suplayer bisa melakukan transaksi dengan petani lebih cepat serta harga jual bisa lebih membaik.
Edy Susanto juga mengucapan terimakasih kepada ketua FKWI Inhil "debi candra" selaku koneksi awal membuka potensi arang yang ada di Indonesia dan khususnya Indragiri Hilir sebagai hamparan kelapa terbesar Dunia dan penghasil jumlah arang terbesar pula, sehingga PT. Mitra Hervin tertarik untuk melirik komoditi ini dan membuka hubungan dengan PERPAKI.
Abimanyu selaku ketua PERPAKI dalam sambutannya memberikan apresiasi dan terimakasih kepada PT. Mitra Hervin atas kesedian selaku Vendor resmi untuk memberikan pembiayaan bahan baku kepada anggota PERPAKI dengan ketentuan dan aturan yang disepakati.
Pada tahun 2018 saja perusahaan-perusahaan yg bergelut dibidang komodoti arang ini menyumbang devisa kepada Negara lebih dari Rp. 4 tirliun, dari transaksi jual beli arang briket sebesar Rp.16 Tirliun di dunia, diharapkan kepada Pemerintah Indonesia tidak perlu lagi melirik investor asing dibidang komoditi arang, karena hari ini kami mampu membuktikan secara mandiri mengelola hal tersebut bersama petani dan pengusaha yang ada di Indonesia. "ujar abi".
Ia pun mendorong agar pemerintah dapat mendukung industri arang kelapa dan briket dengan mengeluarkan regulasi DNI (Daftar Negatif Investasi). Hal ini dilakukan untuk melindungi produsen dalam negeri dari serbuan investor asing.
“Bila Presiden Jokowi memberikan dukungan kepada kita dalam hal kebijakan DNI, kami berjanji akan menularkan ilmu-ilmu kita kepada masyarakat luas untuk mengkonversi limbah batok kelapa menjadi tumpukan dolar. Sehingga teman-teman kami di daerah seperti petani, pengrajin dan produsen dapat meningkat kesejahteraannya,” imbuhnya
Abimanyu berharap agar lembaga pembiayaan internal yang dilakukan dengan vendor ini bisa berkembang menjadi Bank Kelapa.
“Perpaki mampu membiayai sendiri, melalui lembaga pembiayaan internal dimana lembaga itu, diharapkan jadi cikal bakal Bank Kelapa,” harapannya.